VALENTINE MENURUT PANDANGAN ISLAM


14 Februari adalah hari yang sangat istimewa bagi para pendewa Valentine’s Day. Pada hari itu mereka mengungkapkan rasa cinta dan sayang kepada orang-orang yang di inginkan. Ada yang menyatakan perasaanya kepada teman,guru,orang tua,kakak atau adik,dan yang paling banyak adalah yang menyatakan kepada kekasihnya. Pada hari itu pula mereka mengirimkan kartu atau hadiah bertuliskan “Be my Valentine”(Jadilah Valentine-ku) atau sama artinya “Jadilah Kekasihku”.
Dengan berfikir sedikit saja kita dapat mengetahui bahwa perayaan ‘aneh’ ini tidak lepas dari trik bisnis para pengusaha tempat hiburan,pengusaha hotel,perangkai bunga, dan lainnya. Akhirnya jadilah perayaan Valentine sebagai perayaan bisnis yang bermuara pada perusakan akidah dan akhlak pemuda Islam (khususnya). Saatnya kita bertanya pada diri kita masing-masing apa yang sudah kita lakukan dalam penyelamatan generasi penerus kita.
Sebagai  seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri,apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
Mari kita renungkan firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,penglihatan,dan hati semuanya itu akan di minta pertanggung jawabnya”. (Al Isra : 36)”
Valentine’s Day adalah salah satu contoh hari besar di luar Islam yang pada hari itu sebagian kaum muslimin ikut memperingatinya,terutama kalangan remaja dan pemuda. Padahal Valentine menurut salah satu versi sebuah ensiklopedi ialah nama pendeta St. Valentine yang di hukum mati karena menentang Kaisar Claudius II yang  melarang pernikahan di kalangan pemuda. Oleh karena itu kiranya perlu di jelaskan kepada kaum muslimin mengenai hukum merayakan hari Valentine atau yang sering di sebut hari kasih sayang.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah di sepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka dengan mengucapkan “Selamat hari raya”! dan sejenisnya.
Bagi yang mengucapkannya kalau pun tidak sampai pada kekekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah subhanallahu wata’ala. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih di murkai daripada member selamat atas perbuatan meminum khamr atau membunuh.

Banyak orang yang tejerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat,bid’ah itu kekufuran. Padahal dengan itu ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.
Syaikh Muhammad Al-Utsaimin ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan “Merayakan hari Valentine itu tidak boleh,karena alas an berikut:
Pertama; ia merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya dalam syari’at Islam.
Kedua; ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita). Semoga Allah meridhai mereka .
Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele,tapi leboh mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normative dalam pergaulan anatar wanita-pria sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.
Maka tidak halal melakukan ritual hari raya,baik dalam bentuk makan-makan,minum-minum,berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya,tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Alhamdulillah kita mempunyai pegangan yang jauh lebih baik dari itu semua,sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang di sebutkan dalam hadits qudsi,Allah berfirman yang artinya
“Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku,yang saling berkorban karena Aku dan yang saling mengunjungi karena Aku”. (HR.Ahmad)
(fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin)
Kabut beracun itu bernama VALENTINE
himaexa@gmail.com

SANG MANDOR


Oleh Sholikul Huda

            Sinar kehidupan merayap diantara sela-sela jendela batu, disebuah lorong, deretan ruang. Disana kami menggali dan disana pula kami dikubur. Disana kami menyelam dan disana pula kami di tengelamkan. Ya … disana tambang dan samudra kami.
Sang mandor datang, kami diam. Ia mulai menggerakan cangkul kami, memasang tabung selam kami, membiarkan kami menggali tambang ilmunya, membiarkan kami menyelami samudra kata mutiaranya.
Keberuntungan bukan hal tabu, akan halnya penambang emas, tak semua mendapat emas, walaupun kami sama-sama mengali dan sama-sama yakin akan adanya emas ditempat itu, akan halnya hokum alam semua kembali kekeberuntungan.
Tatkala kami sedang dalam-dalamnya menggali, serta dalam-dalamnya menyelam seketika mandor kami diam seakan berkata “Berhenti”, cangkul kami berhenti menyayat tanah, kami kembali kedaratan, menatapnya tajam seakan ingin berkata “ada apa?, kenapa berhenti?”
“iinna khoiril kalam ma qola wadul” katanya, berwibawa.
Mata kami tak henti menatapnya pikiran kami siap menerima kata-kata selanjutnya darinya.
“sebaik –baik perkataan adalah yang singkat tapi memahamkan, reti maksutte??”kata mandor usia 79 tahun itu.
 “mboten….!!” jawab kami serentak.
“wong kuwi akeh omonge sitek manfaate, duwor bahasane neng ora mahamke, dadi nyusahke muritte, muret iku butoh ngelmu kang gampang den amal no”
Kami masih diam, sebagian masih bertanya-tanya, sebagian menganguk paham, aku sendiri masih bertanya-tanya. Seakan tau pikiran kami, sang mandor kembali bertuah.
“dadi guru iku angel, aku kuwi during iso, aku njaluk ngapuro reng kuwe-kuwe…!” ia menyudahi tuahnya.
           Semua terbelalak, berkerut kening, dalam benak kami penuh dengan pertanyaan “kenapa meminta maaf..?” “apakah sebesar itu salah seorang mandor pada pegawainya hingga harus meminta maaf lebih dulu..?” “bukankah tidak etis hal tersebut..?”
.           Belum jua semua pertanyaan itu terjawab, terdengar “wassalamu’alaikum wr wb”. Serentak kami hilangkan segala peluhtanya kami simpan bersegera beranjak dari tempat duduk, menjabat tangan mandor kami itu sembari menciumnya ngalap berkah.
Jam demi jam penggalian dan penyelaman kami lakukan, entah menggapa petuah mandor di jam pertama masih membayang, hingga jam pencarian kami selesai, memang tak ada yang membahasnya tapi terlihat mereka memikirkannya.
Tak hanya di tambang itu, di rumah peraduan, pikiranku masih tak henti bergejolak ketidak riskan nan akan hal itu. Batinku tak mau terima melakukan perdebatan sengit yang mangoyak jiwa, “seumur-umur baru kali ini” gumamku……..ah ya sudahlah…
Sinar kehidupan kembali bergejolak, berulang kali penyelaman kami lakukan, berulang kali kami menyayat tanah, berulang kali pula para mandor bergantian keruang kami. “mbah hamid sakit” kata mandor terakhir di ruang kami itu. Entah petir mana yang menyambar kami, entah angin mana pula yang menyeruak tubuh kami. Serentak ruang menjadi sunyi. Tubuh kami tergolek lemas semangat kami sirna. Tertutup rasa takut, khawatir, bagai anak burung yang jatuh dari sarangnya. Entah mau kemana?, entah mau apa?,.­
Memang hamper tak pernah terdengar mandor kami itu sakit, walaupun batangan rokok yang diangap penyebab banyak penyakit tak pernah lepas dari japitan jari tangannya.
Sang mandor terbaik jatuh sakit, mandor karis matik, mandor sepuh yang setiap orang berebut jabat tangan darinya. Serta tentunya seorang yang mampu memahami kami. Sebegitu luar biasa ketawadu’an hingga berani bertuah bahwa ia belum bias menjadi mandor yang baik dengan segala pengalaman yang hamper meraup seluruh hidupnya, ketawadu’an yang mampu memendam pangkat kesombongannya.
Selayaknya seorang pegawai yang sangat dekat dengan sang mandor kudatangi kediamannya. Rumah mungil itu di penuhi tamu-tamu yang ikut prihatin. Di atas ranjang itu ia terbaring, sekelilingnya ranjang itu tertunduk lesu beberapa kerabat serta anak istrinya. Aku dekati ia, menjabat tangan lemasnya, mencium tangan itu…
“assalamu’alaikum, kataku lirih.  “wa’alaikumsalam gus”  jawabnya, mata sayunya menatapku.
“pripun yai, sampun sae??”.  “alhamdulillah”
Setelah berbincang beberapa saat, menikmati suguhan dari istrinya, aku pun berpamitan. “iki ono surat, amalno yo gus, katanya sebelum aku keluar dari kamarnya, aku hanya membalas dengan senyum, sebenarnya ingin Tanya tetang surat itu, ia lebih dulu berkata untuk tidak membuka sebelum tanggal 10 (1minggu dari sekarang) selain itu melihat keadaannya tak tega rasanya .
Lima hari dari hari itu kabar wafatnya sang mandor telah menyebar cepat. Bakwabah penyakit semua  berduka, tidak hanya kami tapi juga puluhan ribu umat yang mengenalnya. Tamu mulai berdatangan luar biasa banyak, ratusan kendaraan besi berjejer rapi di pinggir di berbagai penjuru jalan. Mereka membawa raut kesedihan, akan halnya mereka aku pun hamper tak berdaya tak percaya “serasa baru kemarin”.
Air mata kami pendam, mencoba lebih tegar. Siang malam berganti menemani kesedihan kami, alunan tahlil serta ayat suci al-qur’an tak henti menggisi kesunyian malam di kediamannya. Disebuah sudut rumah itu aku menyendiri mulai lantunkan ayat-ayat suci tubuhku serasa ringan hamper tak sadar masuk kedalam alam bawah dasar…….”surat itu”…… aku bangkit dan segera pulang, diatas ranjang, kubuka surat itu “ilmu allah  adalah cahaya, dan cahaya allah itu letaknya di hati, kalau menggajar gunakanlah hatimu” begitulah kiranya arti surat tertulis dari bahasa arab itu.

“sampai sekarang surat itu masih saya simpan, saya jadikan landasan belajar dan menggajar saya”, begitulah caraku mengakhiri cerita, didepan puluhan calon mandor di jam pertama di sebuah ruang kuliah,,.
 himaexa@gmail.com

contoh surat keputusan pengangkatan OSIS

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM MAFATIHUL ISLAMIYAH
MADRASAH TSANAWIYAH MAFATIHUL ISLAMIYAH
Status :  Terakreditasi A

Jln. Nyi Wandansari Japan Dawe Kudus 59353 Telp. 081325326450
Email : mts_mafis@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN
Kepala MTs. Mafatihul Islamiyah
No. : MTs.707/03.003/XI/2015


TENTANG
SUSUNAN PENGURUS OSIS
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Menimbang              :
A.  Bahwa organisasi resmi di sekolah adalah OSIS
B.  Bahwa penanggung jawab pembina OSIS di sekolah ini adalah kepala sekolah dibantu oleh guru sebagai pembina OSIS.
C. Bahwa agar OSIS dapat melaksanakan tugas dan fungsinya,maka perlu mengesahkan dan melantik pengurus OSIS untuk masa jabatan tahun pelajaran 2015/2016

Mengingat                :
1.  Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional ;
2.  Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan ;
3.  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 34 tahun 2006 tentang pembinaan prestasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan atau / bahkan istimewa .
4.  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan.
5.  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS MTs. Mafatihul Islamiyah.

Memperhatikan       :        
Hasil seleksi  calon pengurus OSIS pada tanggal 25 November 2015 periode 2015/2016 MTs. Mafatihul Islamiyah.






M E M U T U S K A N
Menetapkan :

PERTAMA     : Pembentukan pengurus OSIS Tahun Pelajaran 2015/2016 ;
KEDUA          : Menugaskan siswa melaksanakan tugas sebagai pengurus OSIS seperti tersebut dalam lampiran keputusan ini  ;
KETIGA          : Pengurus melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala sekolah ;
KEEMPAT     : Segala biaya yang timbul akibat keputusan ini dibebankan kepada anggaran yang sesuai ;
KELIMA         : Apabila terdapat kekeliruandalam keputusan ini , maka dapat dilakukan perbaikan;
KEENAM       : Keputusan ini mulai berlaku sejak dikeluarkannya keputusan ini .






Ditetapkan di         : MTs. Mafatihul Islamiyah
Pada Tanggal       : 26 November 2015
Kepala MTs. Mafatihul Islamiyah


Drs. Busiri A.H.
NIP.19670424 199503 1 002









Lampiran SK                        :           No. : MTs.707/03.003/XI/2015.

TENTANG
PENGURUS OSIS
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Susunan Pengurus OSIS T.P 2015/2016

   1.    Ketua                                     : Ardiyan Gar Saputro
   2.    Wakil ketua                           : Mailil Hasanah
   3.    Bendahara                            : Zianna Zurley
                                                        : Dila Prastika Sari  
   4.    Sekretaris                              : Dwi Istiani
                                                : Muhammad Zabibus Sinin
   5.    Pendidikan                           : Elfa Fita Rahayu
                                                            : Puja Alfian U.
                                                : Rif’an Moh H.
                                                : Salsa Bilatul Jannah
                                                : Windi Erika Afiyani
                                                            : Zulfanita Zusriyah
   6.    PHB                                        : Arif Dewangga
                                                            : Ikhwan Dwi Cahya
: Luqman Hakim
: Mario Indra Setiawan
                                                            : Silfiana Frebianti
                                                            : Tri Ramandani
   7.    Pengembangan Diri                       : Faisal Saputra
                                                            : Farikhatus Saniyah
                                                            : Fredianto Setiawan                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             
                                                            : Intan Rahayu W
                                                            : Iraola Anandia
                                                            : Syifaur Rohmah

   8.    Jurnalis                                  : Juan Ibnu Katsir
                                                            : Mafthukhatussyafa’ah     
                                                            : Muhammad Faris Fahriza  
                                                            : Rangga Raditya Agustian
                                                            : Salma ZahrotunNisa
                                                            : Faroh Syafinatunnajah


Ditetapkan di           : MTs. Mafatihul Islamiyah
Pada Tanggal         : 26 November 2015
Kepala MTs. Mafatihul Islamiyah


Drs. Busiri A.H.

NIP.19670424 199503 1 002himaexa@gmail.com

Simple live (cerpen)


Lelaki itu mulai mengibaskan kembali kipasnya; menjaga bara api tetap memerah; tumpukan jagung dalam karung masih belum berkurang dan beberapa jagung yang sudah di bakar. Bayang-bayang pohon dibelakangnya sudah mulai memanjang melebihi bayangan tubuh rentanya-jam dinding disebuah conter kecil sebelah kanan jalan , mengabarkan bahwa waktu beranjak senja. 13.30 . tujuh jam lebih semenjak lelaki paruh baya itu meninggalkan pintu rumahnya. Sudah sesiang ini  tak satupun jagungnya yang terjual. Meskipun Jalanan di depanya tak kunjung reda; ia sesekali meneriakan “jagung-jagungnya buk…… pak……”
Tak satupun pengendara yang sekedar menoleh dagangnya. Tak seorang pun yang berhenti menghampirinya. Apa lagi menanyakan harganya atu memesan racikan jagung bakarnya.
Sementara detik-detik terus saja berguguran bersama dengan kibasan kipas yang bolak-balik; kekanan-kekiri, lelaki paruh baya itu mulai merasakan lapar yang melilit di perutnya. Ia pun menghentikan kibasan kipasnya sejenak ,dan mengambil satu jagung daganganya untuk mengganjal perutnya. Suara adzan di sebuah masjid terdengar keras dari belakang tubuhnya terduduk menunggu rezeqi datang. Ia pun meninggalkan harta penghidupannya dan berajak melangkahkan kaki rentanya ke rumah suci;tanpa takut ataupun cemas; ia hanya percaya“ kalau emang rezeqi ya… nggak kemana-mana” sebuah intuisi dari kalimat dalam Koran yang nggak sengaja terbang kearahnya.
Plak…..plak….plak, suara sandal buntut ; lelaki paruh baya itu melangkah menuju masjid tepat dibelakangnya. Beberapa menit pun  telah penuh dengan aktifitas agamisnya. Kini, lelaki paruh baya itu sudah kembali ke tempatnya semula; ia mulai mengibaskan kipasnya lagi dan lagi;matanya tertuju tajam pada jagung dagangannya, sambil membolak-balikannya.
v      
Senja pun tiba, sepeser pun tak kunjung menghampiri si lelaki itu. “mbah pripun jagunge mpun laku..? suara penjual mainan ,menghampiri. “urung nang,  ki malah durung kalong blas” jawab si lelaki. “nak, ngoten, tumbas kaleh mbah ! lumayan,  kangge istri kula sing nembe nyidam”. Si lelaki pun tersenyum ; menerawang kedalam wajah cucu semata wayangnya ,di gubuk peyotnya. “niki nang jagunge…” menyodorkan pesanan ke penjual mainan. “ ngapuntenne mbah, kula supe malah dagangan kula dereng laku, napa? Kula mbayare ngangge dagangan kula mawon..?” tawar si penjual. “ ya, rak popo nang, mbah kan duwe putu lanang siji, iku enak e di ke’i dolanan apa?” . “ montor-montoran mawon mbah” sahut cepat si penjual. “ ya nang, montor-montoran wae lah ” lelaki paruh baya itu setuju, sambil menerima sebuah mainan motor-motoran itu.
Hari semakin gelap si lelaki paruh baya itu pun, memutuskan untuk pulang. Tak sabar melihat cucunya di rumah. Tak butuh waktu lama berjalan,akhirnya si lelaki pun sampai di depan pintu rumahnya . “asslamu’alaikum” . “ wa’alaikum salam “ . “eh, aki dah pulang, pripun ki..” sambil menggendong radit; cucu semata wayangnya yang sudah di tinggalkan kedua orangnya sejak umur 8 bulan. Si lelaki pun hanya diam sambil mengatungkan mainan yang di perolehnya kepada si cucu. Si cucu radit pun tersenyum bahagia sambil berkata “ matur nuwun aki” . si istri lelaki itu pun ikut tersenyum. Ruang langit telah penuh dengan tebaran bintang-bintang di angkasa, dan pancaran kebahagiaan memancar keluar dari gubuk peyot dan semakin terang dengan suara tawa radit yang kegirangan. -
 himaexa@gmail.com

cerpen "MENCOPET SURGA"


 oleh s. anam
            “Copet….. Copet….”
Ya,, kata itulah yang sering aku dengar sambil berlari sekuat tenaga dalam pengejaran warga dengan sesekali menghela nafas. Sebuah rutinitas olahraga  berkeringat dosa yang membosankan serta suatu realita kehidupanku yang berlangsung setiap hari.
Dengan selingan suara pengejaran “Awas kau !! jika sampai tertangkap..” dengan membentak aku terus melesat bagaikan mobil balap yang ingin memenangkan perlombaan. Sambil tersenyum bangga ketika tak ada orang yang mengejarku bak seorang pemenang perlombaan bahkan olimpiade balap sedunia.
Bagaimana tidak?? Jika tidak ketangkap, uang atau makanan yang ku dapatkan, dan jika tertangkap babak belur lah yang aku makan atau sekedar numpang makan di jeruji besi.
Berawal dari pertemanan dengan anak jalanan yang berprofesi sama sepertiku saat ini,dengan sebuah ekspedisi berdosa yang ku lakukakan. Mulanya hanya spekulasi ku belakatapi apalah daya aku mulai ketagihan, sampai saat ini. walaupun akhir2nya jeruji besi lah yang menjadi peraduanku.rumah keduaku.
***
Haripun berguguran, seperti biasanya aku melesat,menyisip di antara manusia yang sedang berbelanja di pasar. Dengan pakaian rapi bak orang kantoran , maklumlah di zaman yang modern ini pencopet seperti ku ini juga harus modernisasi sesuai perkembangan zaman. Biasanya kami terkenal dengan baju yang bagaikan kekurangan kain hingga salah satu dari mereka berteriak ‘Copeett,,Copeett’ !!
Aku pun mulai mencari mangsa sampai akhirnya ,terlihatseorang kakek-kakek yang masih terlihat segar dengan pakaian kantornya, bermata focus. Dengan gerakan kaki yang terlatih aku pun mulai mendekatinya, akupunmulai melancarkan tanganku ke saku belakang yang kulihat . saku belakangnya. sebuah  dompet yang menjorok keluar . melewati celah-celah lautan manusia yang menghalangiku.
Dengan sigap aku mengambilnya.Dengan perlahan. Ku langkahkan kaki ini keluar dari lautan manusia di tempat itu. Sampai akhirnya aku berhasil masuk ke sebuah rumah kosong yang ku yakini tak ada seorang pun yang menyangka, ada seseorang yang ada di dalamnya.
“aman…aman” batinku , ku buka dompet hasil kerjaku , dengan mimik yang mengharapkan adanya uang di dalamnya.Tapi….. alangkah sialnya, “kosong”.hanya kartu-kartu tak berguna yang kudapatkan. Belum sempat tangan ini melempar dompet tak beguna itu ,tiba-tiba terdengar suara “ Assalamu’alaikum Mas.. sudah selesai? Kalau sudah selesai tolong kembalikan!”. Perasaan keingintahuan menyelimutiku,badan langssung aku balik . sungguh kaget ternyata yang ku lihat seorang kakekkorban copetku.
***
Aku pun langsung termenung karena kejadian aneh ini, berbagai pertanyaan muncul ; Bagaimana  kakek itu tau kalau aku ada di sini atau bagaimana ia tau kalau aku yang mencuri dompetnya padahal ia tak melihatku. Lagipula kalau ia melihatku bagaimana ia tau aku di sini??
Belum sempat aku tersadar dari renungan ini, kakek itu mengulangi pertanyaannya lagi  dan lagi. dompet yang ku genggam lepas dari tangan ini, tergeletak di lantai. Karena melihat dompetnya tergeletak di lantai ia pun langsung mengambilnya dan mengucapkan salam perpisahan. “Assalamu’alaikum Mas” sambil melangkah keluar . Belum jauh di pandangan kakek itu,akhirnya aku tersadar “Kek,dalem e pundi??” sebuah kalimat keluar dari mulutku.  “ Sak wetane pasar mas” jawabnya, berhenti melangkah.
Dengan perasaan yang mengganggu ini , mulai kutapakkan kakiini menuju sebuah tempat yang di tunjukkan kakek itu.
***
terik matahari mulai menembus kepalaku,  menuntunku ke tempat itu. Tidak begitu lama berjalan, aku berhenti di sebuah masjid sederhana,yang ku rasa… ini tempat yang di maksud kakek itu. Karena lelah berjalan,aku regankan otot-otot kaki dan merebahkan tubuh penuh dosa ini di tempat suci ini, tanpa sengaja aku tertidur sampai tiba waktu sholat Maghrib. Aku terbangun dengan seorang kakek-kakek yang membantuku duduk, ternyatasi kakek. Ia pun bertanya padaku.. “Mas, sudah lama di sini??” “iya kek ,tadi siang aku datang kemari mencari kakek, tapi entah kenapa aku mengantuk dan tidur di sini” ujarku. Sambil kebingungan. Si Kakek pun bertanya lagi “Oooh,, lalu  apa yang membawa mas kesini”. Aku pun kembali membalas “Saya ingin cerita mengenai pekerjaan ini, skalian mau minta nasehat dari kakek . karena hanya kakek yang saya rasa dapat membantu mencari solusinya”belum sempat aku menghela nafas. “Insya Allah Mas” gumamnya.
Mulai dari kuceritakan perasaan-perasaanyang menggangguku, setiap kali menikmati hasil rutinitas dosa ini . berbagai solusi dan nasehat pun di lantunkannya kepadaku.
Kini semua rutinitas dosa itu telah berakhir, setelah pertemuan yang tidak di sengaja itu..  berbalik 80 derajat. aku yang sekarang hanyalah seorang marbot masjid yang hanya bergelantungan dibawah tangan sang pencipta.­_taqarrub illallah.
***
 himaexa@gmail.com

Cerbung 7 KEAJAIBAN DUNIA


Malam minggu…
            Tumpukan lembaran kertas hasil olah pikir anak-anak memadati sudut-sudut meja ini. Ku pandangi. Tangan ini pun mulai menjangkau satu per satu lembaran-lembaran itu, dengan santai aku mulai membaca,mengoreksi kerjaan mereka dari sebuah pertanyaan “Tuliskan  7 keajaiban dunia yang anak-anak ketahui” yang aku berikan sebelum mereka pulang. Banyak dari mereka yang dapat menjawab dengan benar. Colosseum di Roma ,Ka’bah di Makkah, Menara Pissa di Italia, Menara Eiffel di Prancis, Candi Borobudur di Indonesia, Tembok Besar China,dan Piramida di Mesir. Walaupun ada juga yang menjawabnya hanya 2 jawaban.
            Sembari tersenyum, aku sabar memberikan nilai. Walau sebenarnya cukup sulit untuk membaca tulisan-tulisan mereka, satu per satu lembaran selesai ku nilai sampai akhirnya di lembaran kertas terakhir, semua pergerakan aktifitas tubuhku berhenti seketika. Sambil mengingat……………….
***
            Jarum jam berputar cepat membelakangi angka 12. Pukul 11.30 WIB masa itu, masa sebelum aku termenung tak berkutik dengan sebuah lembaran terakhirku. Anak-anak berlarian, kejar-kejaran, kesana kemari dengan tawa yang lepas. Kulihat dari kejauhan. sembari berjalan menuju sebuah ruang kelas sekolah dasar, yang ku jadikan tempat membagikan ilmu,yang ku dapat dengan susah payah dan penuh pengorbanan. Kelas 3 SD, tempat anak-anak berlarian itu berasal.
            Di depan pintu kelas anak-anak itu berlarian masuk kelas karena melihat ku berjalan menuju ruang kelas mereka. Braaak……!!! Braaaak……!!! Suara tabrakan terjadi dari berbagai penjuru arah. Belakang. Samping dan depan. Berbenturan dengan kaki ku. meskipun merasa sakit ,mereka masih sempat tertawa sambil mendongakkan kepala ke atas. Kearah ku. Setelah menabrak ku. aku pun hanya bisa membalasnya dengan senyuman yang terselip di bibir ini yang selalu mengoceh hampir setiap hari.
***
            Kelas ku mulai. Anak-anak pun mengeluarkan sebuah buku pelajaran. Hari ini, materi “Ilmu Pengetahuan Sosial”,mata pelajaran yang akan ku ajarkan.
“Selamat Pagi anak-anak…..” sapaku pada mereka. “Selamat Pagi juga Pak….”. jawab mereka serentak.
“Anak-anak, hari ini Bapak akan menjelaskan mengenai 7 Keajaiban…………….” Belum selesai aku berbicara tiba-tiba terdengar  suara “ seperti pak tarno pak ? yang bim salabim …” lagaknya yang ingin tahu dari arah pojokan kelas. “haha..” suara tertawa seketika itu. “……bukan yang itu. Tetapi  yang akan bapak jelaskan, 7 keajaiban di dunia, contohnya : Candi Borobudur di Negara kita” lanjutku. “oh,, yang itu” salah satu anak palig depan belagak tahu. “Dan apa lagi contoh yang lain Pak ?” keingintahuan mereka muncul. Aku pun menjelaskannya dengan panjang lebar,sembari menuliskan beberapa nama yang menjadi bagian dari 7 keajaiban dunia di atas papan tulis hitam ini.
            Waktu pun berjalan dengan cepat,hingga pada akhirnya 15 menit sebelum bel pulang bordering aku memberikan sebuah soal “Tuliskan 7 Keajaiban Dunia yang nak-anak ketahui “.
Sepuluh menit mendekati bel  pulang, anak-anak berlarian untuk mengumpulkan jawaban di lembaran kertas secara bergantuan meskipun tidak teratur.  “Jawabannya sudah di kumpulkan semua?”tanyaku kepada mereka. “Sudah pak..” serentak mereka menjawab nya kecuali seorang anak di bangku belakang. Namun tak lama kemudian,aku mendengar suara isakan tangis … “Huhuhu, be..be..lum pak.. anak itu “pun berbicara.
Kring..Kring..Kring… Lonceng tanda berakhirnya pelajaran usai pun berdenting.. “anak-anak sekarang boleh pulang dan jangan lupa belajar. Untuk Nak Adit di selesaikan dahulu jawabannya. Nanti bapak temanin. Nggak usah nangis lagi ” lanjutku sambil tersenyum.
“Assalamu’alaikum”.. “Wa’alaikumsalam”. Semua berhamburan keluar kelas kecuali Adit.
            Adit, anak pemalu di kelas dan jarang bergaul dengan teman sebayanya. “belum selesai, Nak Adit?” tanyaku. “Belum pak… Soalnya tadi ketiduran,jadi saya tidak mencatat apa yang bapak tuliskan didepan” terangnya sambil terisak menangis_akupun kembali di tempat duduk ku. Merapikan buku-buku dan lembar jawaban anak-anak. Tangan mungil Adit menyodorkan jawabannya sambil berkata “Taruh Paling belakang saja Pak.”aku pun mengangguk. Ia pun berlari riang seperti tak pernah terjadi apa-apa.
“Dasar anak-anak” dalam hati. Mulutku bersimpul senyum.
***
            Jarum jam berputar ke arah semula menunjuk angka 20.00 WIB tepat. Bertepatan dengan lembaran terakhir yang membuatku termenung , sambil mengadahkan tangan ke sang pencipta.


“7 Keajaiban Dunia”
  ü  Bisa Melihat
  ü  Bisa Merasakan
  ü  Bisa Mendengar
  ü  Bisa Berbicara
  ü  Bisa Berjalan
  ü  Bisa Mencium
  ü  Bisa Bernafas

  ü  Bisa Berpikir
himaexa@gmail.com

Cerpen Perpisahan Untuk Sukses

…. SampaiJumpa
oleh saruful a
“hari menjadi minggu, minggu menjadi bulan, bulan menjadi tahun.”

Tiga tahun kita bersama,  bercanda, tertawa, tersenyum, menangis, bercurah pikiran perasaan dalam suka maupun duka. Tapi sekarang, tiga hari kedepan kita akan bertemu bercanda untuk yang terakhir. “Nal………”, seseorang memanggilku, akupun langsung menolehnya sambil berkata “dalem, wonten npo mas?”. ternyata mas bayu salah seorang guru muda pindahan dari luar kota. “gimana persiapanmu, tinggal 3 hari lagi kok!” tanyanya memastikan.“ngech mas” aku menyakinkannya. “sukses” tanggapnya. “ok”. Kutersenyum, meyakinkannya untuk kedua kalinya.
 Siang mulai menggantikan pagi. Kegiatanku mulai bertambah . Di pagi hari ini, aku hanya bermain gitar kesayanganku. Sekitar pukul 10.00 aku mulai beranjak dari salah satu sudut aula yang akan kujadikan panggung persembahanku di lantai dua sekolah ini. Sekolah yang sudah mengubah hidupku. Aku beranjak masuk ke kelas yang telah di  sulap menjadi dapur dek-dok (dekorasi-dokumentasi). Di ruang ini, aku melihat dia, seorang penyemangat dan motivasiku untuk lebih baik. Febri aku memanggilnya. Dia gadis yang lembut, ramah, dan PD abis pokoknya. Pantas saja, jika ia menyandang sebagai wakil ketua osis. Berbeda denganku, aku hanya seorang pendiam, yang jarang berbicara. sungguh, bertolak belakang dengan si dia. Tak terasa semua hal-hal yang mendukungku menjadi lebih dewasa, kini tinggal memasang saja. Tapi, semua benda-benda ini akhirnya bias selesai di buat berkat teman-temanku yang terpenting. Dia juga ikut.
 
Kokokan ayam terdengar masuk ke telingaku membangunkanku untuk bersiap melanjutkan hidupku. Hari ini, 2 hari sebelum pesta kami pesta hari kamis.
30 menit berlalu, semua dekorasi sudah terpasang indah.
Kalau kemarin aku hanya bermain gitar sendiri, kini aku bermain dengan dia, dengan suara merdunya. Aku mulai memetik gitarku dan kami mulai bernyanyi, menyanyikan lagu yang cocok dengan acara besok. Acara yang dinanti-nantikan. Sebuah momen air mata dan tawa. Sebuah lagu dari Sheila on 7 dengan lirik:

“Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan”
 
Dua hari telah berlalu, dan kini hanya tersisa satu hari yang melelahkan, penuh pilu, penuh kenangan, penuh air mata, dan penuh kejutan.
Jam sudah di tentukan, pembawa acara siap membuka acara. Satu per satu acara berlalu hingga tiba waktuku dan dia untuk maju membanggakan orang tua kami dan semua guru kami.
Kami mulai bernyanyi dengan alunan gitar yang kumainkan. Beberapa menit berlalu sampai terdengar tepukan dari wali murid yang hadir beserta guru kami dan takter kecuali orang tua kami.
Dari semua acara yang telah di rencanakan hanya satu acara yang  aku tak ketahui. “ sekarang saatnya untuk perwakilan dari kelas XII, yang akan diwakili oleh ananda febrilia novia sari” suara pembawa acara bergema di telinga semua orang, tak terkecuali aku. Dia gadis yang kusukai; maju dan mulai berbicara. Cucuran air mata bangga dan haru bercampur aduk dengan simpulan senyum di bibir semua orang, terutama kami. Sebenarnya momen ini kurang kusukai. karena, aku meneteskan air mata di depan banyak orang. Tapi, tak apalah. Bagiku ini adalah kado terindah yang dia berikan padaku. Makasih febri.J
Kalau di awal aku dan dia dapat membanggakan setiap orang yang melihat, tapi di sini hany adia yang mampu membuatku dan semua orang yang melihat menjadi penuh haru dan pilu karena kata-katanya yang memasuki celah-celah hati semua orang di tempat ini.
Memang, hari ini aku mempunyai kenang-kenangan bersama dia dan teman-temanku lainnya.Tapi, bagiku kali ini adalah kenangan yang terindah. Hari ini adalah dia. Dia yang bernyanyi bersamaku & dia juga yang membuatku menjadi penuh pilu & haru.
Terimakasih semuanya, yang telah mengubahku & menjadi penyemangat hidup bagiku. Dan terimakasih untukmu. Orang yang mengenalkan kata “sahabat. Kamu, yang aku sukai. Hari ini kita bertemu untuk yang terakhir kali dan hari ini kita berpisah.Tapi, percayalah kita semua akan berkumpul kembali.
himaexa@gmail.com

Atur acara api unggun

                      Ditengah keheningan malam.......... bersana bulan dan bintang yang bertaburam............ bersama pula alunan san...