Contoh proposal kegiatan HUT Indonesia


PROPOSAL KEGIATAN
PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI KE – 70


 














MA NU Raden Umar Sa’id
Colo Dawe Kudus






PROPOSAL KEGIATAN
DALAM RANGKA PERINGATAN HUT RI KE-63

I.                   PENDAHULUAN

I.1              LATAR BELAKANG

Tema HUT RI ke-70: "Ayo Kerja".

I.2              MAKSUD DAN TUJUAN

I.2.1 Maksud

Adapun maksud diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME dan kegembiraan dalam menyambut Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70  pada tanggal 17 Agustus 2015

I.2.2 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan diadakannya acara ini.
a.                  Mempererat tali silaturahmi antar sesama Siswa/siswi MA NU Raden Umar Sa’id colo
b.                  Meningkatkan semangat juang dalam meraih prestasi diantara anak-anak.
c.                   Memupuk jiwa sportifitas dalam berlomba diantara anak-anak
d.                  Memupuk semangat kebangsaan antar generasi untuk memperkuat ketahanan nasional menghadapi tantangan global.

I.3              DASAR KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan.
1.                  Pancasila sila ke-3, “Persatuan Indonesia”.
2.                  Petunjuk dan arahan bapak Kepala MA NU Raden Umar Sa’id colo









II.                 ISI PROPOSAL

II.1                         TEMA KEGIATAN

Kegiatan yang mengedepankan kebersamaan warga antar generasi serta kegiatan anak-anak yang bersifat mengembangkan daya kreatifitas, ketrampilan, ketangkasan dan sportifitas.

II.2             MACAM KEGIATAN

1.      Acara syukuran HUT RI ke 70 ,  17 Agustus 2015
a.      Syukuran & Doa
b.      Santap Malam Bersama & Ramah Tamah
Detil pelaksanaan akan ditetapkan kemudian

2.      Perlombaan Siswa/siswi MA NU Raden Umar Sa’id colo
a.      Makan Krupuk
b.      Panjat Pring
Jenis perlombaan akan ditetapkan kemudian

II.3             PESERTA

Seluruh Siswa/siswi MA NU Raden Umar Sa’id colo.

II.4             WAKTU dan TEMPAT PELAKSANAAN

a.      Makan Krupuk

Hari, tanggal   : Senin, 17 Agustus 2015
Waktu              : Pukul 07.30 WIB s.d. selesai
Tempat            : Lapangan Sor terminal


b.      Acara syukuran HUT RI ke 70 – 17 Agustus 2015

Hari, tanggal   : Senin, 17 Agustus 2015
Waktu              : Pukul 06.00 WIB s.d. selesai
Tempat            : Lapangan Sor terminal






           

        II.5 SUSUNAN KEPANITIAAN

Pelindung                    : Tuhan Yang Maha Esa
                                     
Penasehat                   : Bapak Kepala MA NU Raden Umar Sa’id colo

Panitia Pelaksana

Ketua Pelaksana          : Ade Supriyadi
Sekretaris                    : Sindhu K.I. Noegroho
Bendahara                  : Evi

Seksi-seksi

1.      Seksi Acara Malam Syukuran
Koordinator                 : Iwan
Anggota                       : Endah Bambang, Iis
  Novi, Fauzi, Ari ,Sindhu,
  Abdul Rahman, Didi.

2.      Seksi Perlombaan Anak-Anak
Koordinator                 : Sigit
Anggota                       : Tuti, Kris, Susi, Evi,
                                      Linda, Agus, Didi, Tuing, Daus.

3.      Seksi Umum & Dokumentasi
Koordinator                 : Didik Suryadi
Anggota                       : Sindhu, Daus


II.6       JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Jadwal rinci pelaksanaan kegiatan akan ditetapkan dan diumumkan kemudian.












III.              ESTIMASI BIAYA

III.1            PENGELUARAN

1.      Seksi Kesekretariatan
-     Pembuatan Proposal                           Rp.       25.000
-     Foto kopi                                             Rp.       25.000
                                          Jumlah             Rp.       50.000

2.      Seksi Acara Malam Syukuran
-     Konsumsi                                             Rp.       800.000
-     Hiburan Organ Tunggal                      Rp.    1.000.000
Jumlah             Rp.    1.800.000

3.      Seksi Perlombaan Anak-Anak
-     Alat dan bahan perlombaan               Rp.       100.000
-     Hadiah-hadiah                                    Rp.       800.000
-     Snack untuk 60 anak @Rp. 10.000     Rp.       600.000                      
                                          Jumlah             Rp.      1.500.000

4.      Seksi Umum & Dokumentasi                         
-     Cuci cetak foto                                   Rp.         50.000
-     Transport                                            Rp.        100.000
                                          Jumlah             Rp.       150.000

                                          Total                Rp.   3.500.000
Terbilang: (Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)         


III.2 SUMBER DANA

Kegiatan ini memperoleh dana dari

- Bantuan kas RT                                                               Rp.     500.000
- Arisan ibu-ibu                                                                 Rp.     250.000
- Donasi para donatur RT03/RW02 yang budiman          Rp.  1.750.000
- Partisipasi warga minimal Rp. 25.000/rumah               Rp.  1.000.000
                                                                 
Total                Rp.   3.500.000
Terbilang: (Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
                                         






IV.              PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat. Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi Bapak/Ibu. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan.

Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.












LEMBAR PENGESAHAN



            Ketua Pelaksana                                                                      Sekretaris



Ade Supriyadi                                                                   Sindhu Kurnia Irawan
  
     

Menyetujui
KETUA RT03 RW02 Kel. Kelapa Gading Barat Irian Jaya





Irian Jaya


himaexa@gmail.com

contoh soal matematika MA beserta pembahasan

Berikut adalah ringkasan contoh soal-soal matematika jenjang MA/SMA/SMK dan pembahasannya.
Contoh :

soal
Diberikan data sebagai berikut:
3, 6, 10, 6, 8, 7, 5, 6, 4
Tentukan median dari data di atas!

Pembahasan
Menentukan median atau nilai tengah dari data diatas:
Urutkan dulu datanya dari kecil ke besar.
3, 4, 5, 6, 6, 6, 7, 8, 10
Coret secara berimbang kiri - kanan:
3, 4, 5, 6,   
 6,   6, 7, 8, 10  

Ada 9 buah data, ambil data yang posisinya di tengah, yaitu data ke-5. Jadi mediannya adalah 6.



lebih lengkap, silahkan download saja link.nya


doc.1, down Klik Di Sini
doc.2, down Klik Di Sini

Makalah sosiologi tentang agen SOSIALISASI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia pada umumnya tidak bisa hidup tanpa orang lain, maka manusia harus memerlukan sebuah sosialisasi. Sosialisasi adalah sebuah cara yang harus di lakukan agar manusia dapat mengerti dan mengetahui apa itu peran dan norma agar manusia mampu berpartisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat.
Selain itu manusia juga harus mempelajari dan mengetahui agen-agen dan tahap-tahap dalam sosialisasi, apabila sudah mengetahui apa itu sosialisasi, maka harus tahu isi atau cara-cara di dalam sosialisasi begitu juga agen-agen dan tahap-tahap dalam sosialisasi, agar kita bisa lebih mengenal sosialisasi dan tempat berlangsungnya sosialisasi.
Kemudian apabila sosialisasi dan agen-agen serta tahap-tahapnya tidak berjalan dengan baik maka, akan membuat orang itu tidak tahu apa-apa. Begitu juga orang yang tahu sosialisasi tetapi tidak di jalankan sama saja tidak tahu apa-apa, begitu sebaliknya.
Agen-agen dan tahap-tahap sosialisasi itu bisa didefinisikan sebagai isi dalam sosialisasi, dan menjadi tempat berlangsungnya sosialisasi.

B. RUMUSAN MASALAH
a.      apa itu agen sosialisasi ?
b.      apa saja agen dalam sosialisasi ?
c.       apa fungsi keluarga menurut WILLIAM J. GOODE (1983)
d.      apa peranan kelompok bermain persahabatan bagi perkembangan  kepribadian anak
e.      pengertian sekolah menurut ROBERT DREEBEN (1968)
f.        apa fungsi dan peran sekolah sebagai media sosialisasi !
g.      apa pendapat GEORGE HERBERT MEAD tentang tahap sosialisasi ?
h.      apa tahap-tahap menurut george herbert mead ?
i.        apa pendapat CHARLES HORTON COOLEY mengenai tahap sosialisasi ?
j.        apa tiga tahap terbentuknya looking-glass self !


BAB II
PEMBAHASAN
A.   AGEN (MEDIA) SOSIALISASI       
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Terhadap lima agen sosialisasi, yaitu keluarga, kelompok bermain, sekolah, lingkungan kerja, media massa dan masyarakat. Pesan-pesan yang di sampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalankan oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.
a.  Keluarga (kinship)
          Keluarga merupakan tempat seorang anak yang baru lahir mengalami proses sosialisasi pertama kali. Di dalam keluarga, anak mulai mengenal seluruh anggota keluarganya. Dalam pembentukan sikap dan kepribadian, anak sangat dipengaruhi oleh cara dan corak orang tua dalam mendidik melalui kebiasaan, teguran, nasehat, maupun perintah dan larangan. Pengaruh sosialisasi dan enkulturasi dari keluarga bagi pembentukan dan perkembangan individu kelak sangat besar.
Berikut secara umum fungsi keluarga menurut William j. Goode (1983).
1)      Pengaturan seksual
Keluarga sebagai pengaturan seksual artinya mengatur hubungan jenis kelamin antar anggota keluarganya. Hubungan seksual antara ayah dan ibu harus tertib menurut norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2)      Reproduksi
Keluarga sebagai agen sosialisasi berperan sebagai tempat yang aman dalam bereproduksi atau melahirkan anak. Anak dilahirkan dan dibesarkan oleh ayah dan ibunya di lingkungan rumah. Oleh karena itu orang tua bebas menentukan atau menginginkan jumlah anak yang akan dilahirkan.
3)      Pemeliharaan
Sebelum dewasa, setiap anak membutuhkan perawatan pendidikan dan kasih sayang dari orang tuanya. Tanpa pemeliharaan dari kedua orang tuanya setiap anak tidak akan tumbuh dan berkembang secara baik pula.

4)      Sosialisasi
Berfungsi sebagai proses berlangsungnya sosialisasi bagi seluruh anggota keluarganya. Sejak lahir hingga dewasa anak melakukan hubungan sosial dengan keluarganya. Dalam berinteraksi setiap anak mempelajari nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Hal yang diperbolehkan dan yang dilarang dipelajarinya. Dengan demikian, lingkungan keluarga merupakan tempat belajar yang utama bagi setiap anak untuk bekal berinteraksi sosial dalam pergaulan hidup bermasyarakat yang lebih luas.
5)      Kontrol sosial
Keluarga menjadi kontrol sosial (pengawasan) sosial artinya keluarga dapat berperan sebagai pengontrol tindakan-tindakan semua anggota keluarganya.
b.                       Kelompok Bermain atau Teman Sebaya (peer Group)
          Teman sepermainan merupakan kelompok sebaya yang terdiri dari beberapa anak yang memiliki umur relatif sama. Dalam kelompok bermain pulalah seorang anak mulai belajar tentang berbagai nilai-nilai dalam masyarakat. Teman sepermainan menjadi tempat atau agen sosialisasi yang utama karena melalui teman sepermainan anak akan mengenal berbagai hal seperti, kata-kata, sikap, dan perilaku.
          Berikut peran positif kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak.
1)             Anak merasa aman dan nyaman karena dianggap penting dalam kelompoknya.
2)             Kelompok persahabatan dapat mengembangkan sikap kemandirian remaja dengan baik.
3)             Remaja mendapat tempat yang baik untuk menyalurkan rasa kecewa, kuatir, takut, gembira dan sebagainya.
4)             Remaja dapat mengembangkan keterampilan sosial yang mungkin berguna dalam kehidupan kelak melalui interaksi dalam kelompoknya.
5)   Kelompok persahabatan biasanya memiliki pola perilaku dalam kaidah-kaidah tertentu yang dapat mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa.
6)   Setiap anggota kelompok dapat mengembangkan keterampilan berorganisasi yang tinggi.
          Dalam proses sosialisasi, interaksi sosial berlangsung di antara teman sebaya dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
1)    Terjadinya proses akulturasi dan asimilasi budaya karena dalam satu kelompok teman sebaya terdiri dari beberapa orang memiliki latar belakang pribadi dan budaya daerah asal yang berbeda-beda.
2)    Kelompok teman sebaya mengajarkan mobilitas sosial yaitu, penggerakan posisi seseorang secara dinamis baik vertikal maupun horizontal dalam struktur organisasi kelompok.
3)    Kelompok teman sebaya memicu kesempatan seorang anak memperoleh peran dan status baru.
c.              Sekolah
          Agen sosialisasi berikutnya adalah sekolah atau pendidikan formal. Di sekolah, seorang anak mempelajari hal-hal baru yang tidak diajarkan di dalam keluarga maupun kelompok. Sekolah mempersiapkan individu untuk peran-peran baru di masa mendatang saat ia tidak bergantung lagi kepada kedua orang tuanya. Tujuannya, memengaruhi perkembangan intelektual anak, tetapi juga menanamkan kemandirian, tanggung jawab, dan tata tertib.
          Robert Dreeben (1968) berpendapat bahwa yang dipelajari anak di sekolah di samping membaca, menulis, dan menghitung juga aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme (universalism), dan kekhususan (specificity).
          Berikut fungsi dan peran sekolah sebagai media sosialisasi.
1)             Menanamkan nilai
Menurut Emile Durkheim, sekolah mempunyai tugas dan fungsi untuk menanamkan nilai-nilai yang bermanfaat guna mempertahankan sistem sosial. Sekolah merupakan gambaran (miniatur) dari masyarakat. Sebagai salah satu agen sosialisasi, sekolah memiliki peran sentral yaitu, mengubah maupun memproduksi berbagai sistem nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2)             Menanamkan peranan sosial
Dalam berbagai kegiatan di sekolah, siswa diajarkan berbagai kecakapan. Mereka juga berkesempatan memegang peran dalam berbagai organisasi (OSIS, Pramuka, pecinta alam, dan lain-lain ).
3)             Menciptakan Integrasi Sosial
Peran ini penting bagi bangsa indonesia yang memiliki beragam suku, agama, dan kelompok sosial. Sekolah mengajarkan nilai-nilai hidup bersama dan toleransi kepada para siswa. Nilai-nilai tersebut diterapkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari warga sekolah. Bentuknya dapat berupa pemberian perlakuan, kesempatan, dan pelayanan yang sama kepada setiap siswa.
4)             Melahirkan Trobosan-trobosan Baru
Proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah memungkinkan terciptanya hal-hal baru yang positif.
5)             Membentuk kepribadian siswa
Siswa dibiasakan tertib, berpikir logis, hidup terencana, bekerja sama, berpacu dalam prestasi, saling menghargai, dan bertenggang rasa. Akhirnya, terbentuklah kepribadian siswa sehingga menjadi warga masyarakat yang baik dan berguna.
d.              Lingkungan kerja
Lingkungan kerja sebagai agen sosialisasi juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan, atau dengan relasi bisnis. Kelompok kerja misalnya, pegawai kantor, pedagang, petani, dan lain-lain.
Dalam suatu proses interaksi akan terjadi proses saling memengaruhi. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menjadi bagian dari dirinya. Jadi, apabila seseorang lama bekerja di lingkungan kerja tertentu kemudian pindah ke lingkungan kerja lain, maka ia akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerja yang baru tersebut.
Adapun identifikasi proses sosialisasi yang terjadi di lingkungan kerja adalah sebagai berikut.
1)   Diutamakan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan hasil kerja.
2)   Sosialisasi tahap lanjut setelah memasuki masa dewasa.
3)   Adaptasi dalam proses sosialisasi lingkungan.
4)   Intensitas sosialisasi tertinggi dilakukan antarkolega.

e.    Media Massa
Media massa terdiri dari media cetak dan elektronik. Media massa diidentifikasikan sebagai agen sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku masyarakat. Pesan-pesan yang ditayangkan di televisi dapat mengarahkan masyarakat ke arah perilaku proporsional (sesuai dengan norma-norma masyarakat) atau perilaku antisosial (bertentangan dengan norma-norma masyarakat). Oleh karena itu, media massa memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan emosi masyarakat, maka penayangan harus disesuaikan dengan kepribadian berdasarkan kualitas dan frekuansi pesan yang disampaikan.
f.     Masyarakat
Masyarakat memberi pengaruh dalam proses sosialisasi seseorang karena orang tersebut akan banyak berinteraksi dengan masyarakat sekitar di mana ia tinggal. Mudah tidaknya seorang individu bersosialisasi dipengaruhi oleh kemajemukan suatu masyarakat, di mana semakin majemuk suatu masyarakat maka proses sosialisasi akan semakin sulit.
Masyarakat pedesaan pada umumnya masih bersifat homogen sehingga proses sosialisasi bisa berjalan dengan lancar. Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang mempunyai tingkat kemajemukan yang tinggi sehingga pelaksanaan sosialisasi akan sulit terjadi.
B. TAHAP-TAHAP PROSES SOSIALISASI
a. Pemikiran George Herbert Mead
   George berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1)                  Tahap persiapan (Preparatory Stage)
          George Herbert Mead mengemukakan bahwa tahap persiapan merupakan tahap persiapan seorang anak untuk memperoleh pemahaman tentang dirinya. Dalam tahap persiapan ini seorang anak akan melakukan kegiatan meniru secara tidak sempurna.
          Pada tahap ini seorang anak dipersiapkan untuk mengenal dunia sosialnya dan diharapkan dapat mengikuti tatanan yang berlaku dalam masyarakat, tanpa melupakan pengenalan terhadap perwatakan yang ada pada dirinya. Pada tahap ini anak menunjukkan perilaku belajar berbicara pertama kali.
2)        Tahap meniru (Play Stage)
            Tahap meniru di tandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini, mulai berbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dari apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dari sebagian orang tersebut, merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yaitu dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang sangat berarti.
3)        Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
            Pada tahap siap bertindak, peniruan yang dilakukan seorang anak sudah mulai berkurang dan akan digantikan peranan yang dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran dan kreativitas. Anak mempunyai kemampuan untuk memosisikan dirinya pada posisi orang lain dan menyadari segala sesuatu yang dilakukannya sehingga akan memunculkan kemampuan berinteraksi dalam masyarakat.
4)        Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generilized Stage)
            Pada tahap ini seseorang telah di anggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada masyarakat secara luas. Dengan kata lain, dia dapat bertenggang rasa, tidak hanya dengan orang yang berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Dan menjadi masyarakat sepenuhnya.
b. Pemikiran Charles Horton Cooley
            Berdasarkan pendapat Charles H. Cooley, konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain disebut looking-glass self (diri yang bercermin / memandang diri sendiri).
Berikut tiga tahap terbentuknya looking-glass self.
1)   Persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya.
2)   Persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya.
3)   Seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai perasaan orang lain terhadapnya.
AGEN-AGEN LAIN
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional masyarakat dan lingkungan kerja. Semuanya membantu seseorang dalam membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.
Keluarga
Kelompok yang paling berperan dalam pembentukan pribadi seseorang adalah keluarga.
Dimana kita juga diperkenalkan tentang nilai gender misal : anak perempuan membantu ibu di dapur dan anak laki-laki membantu ayahnya membetulkan genting.
 Tapi , sebelum si anak terlanjur terjerumus, orangtua dapat melakukan berbagai upaya untuk melindungi si anak. Dan pastinya apa yang di ajarkan oleh keluarga akan dibawa oleh anak dari rumah keluar rumahnya ketika ia berinteraksi dengan teman sebayanya.
            Adapun upaya itu adalah :
1. Memberi kebebasan bersyarat di mana anak dibiarkan untuk tetap bergaul dengan teman-temannya tetapi tetap diawasi. 
2. Diberikan pendidikan agama yang cukup di luar lingkungan sekolah 
3. Memberikan contoh dampak negatif orang yang sudah terjerumus dalam pergaulan yang negatif 
4. Berusaha untuk menjadi teman curhat anak dan memberikan solusi/saran yang intinya mendukung anak, agar mereka tidak merasa kesepian dan melampiaskannya pada pergaulan
Jadi, tidak selamanya teman sepermainan itu dapat memberikan dampak yang baik atau positif terhadap kepribadian si anak, melainkan ada juga dampak negatifnya.








BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
      Fungsi serta agen dan tahap-tahap sosialisasi sebagai peran dalam keluarga, kelompok bermain, sekolah, lingkungan kerja, media massa, serta masyarakat sangat berpengaruh terhadap berkembangnya pola pikir serta tingkah laku anak. Seperti keluarga, membimbing dan membesarkan anak, terus teman bermain anak mempelajari nilai dan norma, kultur, peran agar anak dapat berpartisipasi yang efektif di dalam kelompok bermainnya, sekolah juga seperti itu, menanamkan nilai, melahirkan trobosan-trobosan baru, dan lain sebagainya. Lingkungan kerja, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian seseorang, serta masyarakat, memberi pengaruh besar dalam proses sosialisasi seseorang karena orang tersebut akan banyak berinteraksi degan masyarakat sekitar di mana ia tinggal.



















DAFTAR PUSTAKA

Kamanto Soenarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Mu’in, Idianto. 2004. Sosiologi Jilid 1 SMA Kelas X. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama
Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar; Edisi Baru Keempat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


himaexa@gmail.com

Atur acara api unggun

                      Ditengah keheningan malam.......... bersana bulan dan bintang yang bertaburam............ bersama pula alunan san...